Monday, 8 August 2016

Jenis Sambungan Kayu

          tulisan ini merupakan kumpulan dari komen2 dari agan kaskuser yang ada di group woodworker. tulisan ini dibuat untuk kepentingan saya sendiri untuk belajar kembali di kala lupa dan juga untuk orang lain yang memerlukannya.
          sambungan kayu merupakan sambungan yang menggabungkan 2 buah kayu yang di sambungkan secara tegak lurus. sambungan biasanya menggunakan alat bantu ataupun tidak menggunakan alat bantu sehingga sambungan itu terlihat bagus atau terlihat siku (atau saya biasa menyebutya manis). bagi pemula biasa sambungan yang biasa digunakan yaitu sambungan mittre joint ataupun but joint. dikarenakan sambungan jenis ini merupakan jenis sambungan yang tidak membutuhkan alat bantu yang begitu mahal, hanya menggunakan gergaji manual dan paku sambungan ini bisa dibuat.

Sambungan Pada kayu di bagi menjadi beberapa macam diantaranya :

1. Butt Joint





     Sambungan butt joint merupakan sambungan yang biasa saya gunakan dikarenakan kemudahan dalam pembuatannya. untuk sambugan jenis dowel butt joint kita pertama tama membuat lubang yang sama besar di kedua sisi kayu yang akan kita sambung, lalu kita membuat stik kayu untuk di masukkan kedalam lubang yang kita buat, jumlah lubang yang ita buat tergantung dari dimensi kayu dan juga beban yang akan di salurkan dari sambungan tersebut, semakin besar bobot yang disalurkan dan semakin besar dimensi kayunya semakin besar juga lubang yang dibuat dan juga bisa 2 lebih banyak, 
    Jenis biscuit butt joint merupakan jenis sambungan butt joint yang paling mahal dikarenakan bentuk biscuit yang digunakan umumnya susah di buat (ada kita bisa beli yang sudah jadi) dan juga lubang yang dibuatnya lumayan rumit dalam pembuatannya (harus berbentuk kaya biskuit) menggunakan alat khusus (ada di jual juga) atau manual, metode ini merupakan sambungan yang saya jarang gunakan.
   Screw butt joint merupakan jenis sambungan yang sangat sering saya buat, dikarenakan kemudahannya dalam pembuatannya dan juga alat yang digunakan cukup scrup dan juga bor. tetapi dalam pembuatan sikunya harus memiliki keahlian khsus dikarenakan untuk pemula biasanya tidak begitu berbentuk siku, saya biasa untuk mengantisipasi nya menggunakan alat bantu berupa clamp siku atau clamp corner (biasa dijual di pasaran murah juga, 4 buah harganya 200ribu). dan juga scrup yang digunakan skrup yang memiliki kepala yang datar, atau type F namanya (kalau ga salah ya). seingga ketika kita bor maka posisi skrup itu sejajar sama permukaan kayu (tidak menonjol).
        Pocket hole butt joint metode pembuatan sambungan jenis ini rumayan sulit juga dan saya jarang menggunakannya dikarenakan dalam pembuatannya hasil yang dihasilkan malah merusak kayunya, sehingga dalam pembuatannya lebih bagus menggunakan alat bantu berupa pocket jig hole (ada yang jual juga, tapi sayang harganya mahal).

2. Lap Joint atau Overlap Joint



      jenis sambungan lap joint merupakan sambungan yang biasa digunakan oleh para pengrajin di indonesia, dulu biasanya tempat tidur dari jati biasanya menggunakan sambungan ini untuk menyatukan bagian dalamnya. biasanya jenis sambungan ini menggunakan gergaji jan juga pahat dalam pembuatan sambungannya.

3. Briddle Joint


4. Mitre Joint



jenis sambungan ini merupakan jenis sambungan yang biasa diguankan untuk pembuatan frame dikarenakan hasil dari sambungan ini lebih bagus dan juga mudah dengan dimensi kayu yang kecil.
biasanya bagian kayu dibuat sudut 45 derajat sehingga ketika disambung maka terbentuk sambungan siku. biasanya sambungan ini menggunakan mitre saw untuk memudahkan dalam pemotongan kayu yang presisi.

5. Finger Joint
      Jenis finger joint ini biasa dibuat menggunakan circular saw yang dimodifikasi sehingga mudah dalam pembuatannya. sekali menggergaji satu kaki dan lubang terbentuk. biasanya yang membedakannya yaitu penggunakan blade nya berupa dado.

6. Dove Tail Joint


     jenis sambungan ini merupakan jenis sambungan yang susah dalam pembuatannya, tetapi sambungan yang dihasilkan sangat bagus. sangat kuat.

7. Dado Joint.


pembuatan sambungan ini bisa menggunakan trimer yang di set untuk mengupas kayu sehingga kayu satunya lagi bisa masuk.

8. Mortise and Tenon



Terima Kasih.



Sumber

http://www.kaskus.co.id/thread/5610d56c48177ecf638b4569/teknik-pekerjaan-kayu-semua-kumpul-disini----woodworker-lounge/#



Saturday, 6 August 2016

Perbandingan Harga Alat Circular Saw (Gergaji Mesin)

Circular saw adalah gergaji mesin yang proses pemotongan dilakukan dengan kondisi benda kerja tetap, blade atau alat potong berputar pada sumbu horizontal dengan kecepatan tertentu untuk menghasilkan kecepatan pemotongan, kecepatan pemakanan juga dihasilkan dari gerakan mendatar dari perkakas potong, ini dihasilkan dengan mendorong handle pemakanan yang terikat pd rumah spindle.

Diameter piringan gergaji dapat mencapai 200 mm sampai 400 mm dengan ketebalan 0.5 mm dengan ketelitian gerigi keliling piringan memiliki ketinggian antara 0.25 mm sampai 0.5 mm. 



Kelebihan Mesin Circular saw :
-  Biasanya hanya digunakan dan tentunya lebih nyaman digunakan untuk memotong secara lurus dan panjang.
- Mata pisau circular relative lebih lama pergantianya dinabdingkan mata pisau jigsaw
Kelemahan mesin Circular saw :
-  Tidak dapat bergerak ke kiri-kanan atau zigzag dan melingkar.
-  Daya listrik mesin umumnya lebih besar dibandingkan gergaji jigsaw
-  Selain untuk kayu mesin ini hanya dapat digunakan untuk memotong material alumunium, degan menggunakan mata pisau yang sesuai.
-  Umumnya memeiliki berat relative berat dibandingkan jigsaw.

berikut saya sampaikan beberapa perbandingan harga circular saw.








Monday, 18 July 2016

Tools (Alat-alat) Tukang Kayu Part 1


      mulai dari awal tahun ini aku sering liat video di youtube mengenai barang barang yang dibuat oleh sendiri khusus nya furniture kursi, meja, lemari, kitchen set, dll.  sudah beberapa channel yang jd dijadikan tontonan yang biasa aku liat di waktu senggang.
       setelah mempelajari beberapa alat yang biasa digunakan akhirnya aku memutuskan untuk beli beberapa alat wajib yang biasa digunakan untuk membuat furniture sendiri.



     alat-alat yang dibeli ada beberapa yang di beli di bontang dan ada juga yang di beli di samarinda. secara harga sih ga beda jauh sih, antara beli di jawa dan d kaltim ini. khususnya circular saw merek bosch malahan lebih murah di samarinda dari pada di bandung.
      




Tuesday, 21 June 2016

Cara Menebalkan Garis di Autocad

1. buat dulu garis yang diinginkan atau klik garis yg diinginkan untuk di tebalkan.


2. klik properties.

maka akan muncul tampilan properties di samping kanan layar.

3. ubah ukuran tebal garis (lineweight) pada isian properties di kanan layar

pilih ketebalan garis yang diinginkan.

4. ketik command " lineweight " maka akan muncul tampilan 

Centang isian display lineweight
5. hasilnya.

hasilya garis menjadi tebal.







Pemantauan Kestabilan Lereng Menggunakan Peralatan

1)     Robotic Total Station (RTS)

Prinsip kerja yaitu menggunakan media prisma yang dipasang pada lereng tambang sebagai titik acuan. Data hasil pembacaan RTS dapat diketahui secara langsung (real time) sehingga analisis terhadap pergerakan massa batuan dapat dilakukan lebih cepat.
Hasil pemantauan RTS adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara waktu-pergerakan (displacement). Apalbila kurva waktu-pergerakan menanjak tajam dimana menandakan kemungkinan longsoran progresif akan terjadi.

2)     Radar

Radar merupakan salah satu teknologi yang digunakan untuk pemantauan ketidakstabilan lereng secara real time dan menerus selama 24 jam dimana mampu mendeteksi adanya pergerakan melalui perubahan kecepatan pergeseran lereng.

3)     Patok Geser

Pengukuran lereng menggunakan patok geser biasanya dilakukan dengan pemetaan gerakan tanah dan pengukuran posisi patok geser.

4)     Ekstensometer

Ektensometer dipergunakan untuk memantau pergerakan massa batuan pada permukaan lereng yang telah teridentifikasi adanya retakan (crack).

5)     Crackmeter

Prinsip kerja alat yaitu dengan memasang 2 patok pada kedua sisi yang berlawanan dari arah retakan.

6)     Inclinometer


Alat pantau yang berfungsi untuk menidentifikasi adanya potensi pergerakan lateral yang terjadi diawah permukaan pada kedalaman tertentu.

Pemantauan Kestabilan Lereng Secara Visual

Pemantauan secara visual terhadap lereng tambang dimaksudkan untuk indentifikasi awal terkait :
  • ·  Adanya kondisi massa batuan yang bertambah lemah (rusak) akibat pelapukan, erosi, undercutting, loosening, atau karena peledakan.
  • ·     Adanya rension crack dan subsidence pada crest, berm, dan jalan tambang, sebagai indicator kemungkinan kelongsoran akan segera terjadi.

ü  Rekahan tarik (crack) akan terjadi jika material lereng telah bergerak kea rah pit.
ü  Perpindahan ini tidak dapat di deteksi dari lantai pit, sangat penting untuk secara regular menginfeksi crest dari highwall diatas daerah penambangan aktip.
ü  Inspeksi dengan frekuensi sering mungkin diperlukan selama periode musim hujan dan setelah peledakan besar.
  • ·     Adanya bahaya batuan runtuh (rock fall ) jia di permukaan lereng terdapat bongkahan batuan lepas (bolder).
  • ·      Adanya longsoran pada lereng dengan skala kecil maupun besar, serta gejala runtuhnya          sebagian batuan lereng secara gradual (raveling)
  • ·         Adanya scrarp dan rayapan (creep) pada permukaan lereng.

ü  Scraps terjadi jika material telah bergerak ke bawah secara vertical ataupun hamper vertical
ü  Rayapan lereng bias dilihat dari lendutan yang terjadi di muka lereng atau terjadinya pergerakan subsurface perlahan-lahan dari lereng.
  • ·         Adanya aliran air tidak normal yang mengakibatkan erosi pada muka lereng.

ü  Peningkatan aliran air di dalam lereng dapat menyebabkan pengaruh yang buruk pada lereng


Bentuk dokumentasi dari hasil pemantauan secara visual adalah peta potensi longsor yaitu peta pit plan yang memuat informasi tentang kondisi ketidakstabilan lereng tambang dilengkasi dengan penampang melintang.

Tingkatan Pemantauan Ketidakstabilan Lereng

Prinsip dasar pemantauan ketidakstabilan lereng adalah pengukuran pergerakan lereng yang tidak stabil, sedangkan intensitas pengambulan datanya mengacu pada tingkat stabilitas dan aktivitas kegiatan operasional penambangan yang berada di area kaki lereng.

1)     Tingkat 1

Pemantauan terhadap seluruh lereng tambang dan timbunan batuan penutuo yang bertujuan untuk memetakan daerah-daerah yang berpotensi tidak stablil.
Tabel Tipe, Peralatan, Tujunan pengukuran pada pemantauan tingkat 1
Tipe Pengukuran
Peralatan
Tujuan
Pergerakan massa batuan (displacement)
EDM-theodolite, Automatic level
·   Mendeteksi pergerakan awal massa batuan
·   Mengukur arah & laju displacement
·   Menentukan coverage (cakupan) di sekitar EDM
·   Menentukan daerah yang tidak stabil
Tinggi muka air tanah
Piezometer, water level indicator, pompa, packer
·   Menentukan daerah pengaruh air tanah disekitar area penambangan
·   Memperkirakan efektivitas system penirisan tambang
Tekanan air tanah pada lereng
Piezometer,  water level indicator
·   Menentukan tekanan air tanah pada lereng tambang
·   Memantau tekanan air tanah
Ground vibration
Vibration-meter
·   Mengukur tingkat getaran peledakan
·   Memonitor kondisi dinding lereng akibat peledakan

2)     Tingkat 2

Pemantauan detail dari daerah-daerah yang berpotensi tidak stabil yang didasarkan pada peta hasil pemantauan tingkat 1. Tujuan dari pemantauan tingkat 2 adalah untuk menentukan area yang tidak stabil dan batas-batasnya, besar dan laju pergerakan, serta arah umum pergerakan.
Pada tingkatan 2, pemantauan yang dilakukan adalah.
·         Peningkatan intensitas pemantauan dengan EDM-theodolit dan memperluas area serta ketelitian pengukuran.
·         Pengukuran pergerakan tension crack menggunakan peralatan anatara lain patok geser dan extensometer.
·         Mengidentifikasi pengaruh peledakan terhadap zona pergerakan yang dipergunakan untuk mendesain ulang pola peledakan sehingga dapat mengurangi getaran akibat pledakan.

3)     Tingkat 3


Pemantauan terhadap daerah-daerah yang tidak stabil, sehingga dapat segera dilakukan langkah-langkah pengamanan.    Tujuan utama pemantauan tingkat 3 adalah menjaga agar tidak terjadi korban kepada orang dan peralatan pada area tidak stabil, namun operasi penambangan dapat berjalan secara aman. Pada tingkatan ini, pengamatan dilakukan menggunakan peralatan realtime yang dilengkapi dengan early warning system.

Objek Pemantauan Kestabilan Lereng


Objek Pemantauan

1)     Pergerakan massa batuan pada permukaan lereng

Salah satu indikasi pergerakan massa batuan dapat ditunjukan dengan adanya rekahan-rekahan pada permukaan lereng yang terbentuk. Jenis dan waktu terjadinya longsoran ditentukan oleh pola dan kecepatan pergerakan massa batuan. Oleh karena itu pemantauan terhadap pergerakan massa batuan dapat digunakan untuk memprediksi radius dan waktu longsoran.

2)     Perubahan muka air tanah

Muka air tanah merupakan salah satu factor yang mempengaruhi ketidakstabilan lereng tambang dan timbunan batuan penutup. Adanya hujan pada area tambang dan pembuatan lereng tambang memungkinkan terjadinya perubahan muka air tanah.

3)     Kondisi batuan yang telah terbuka

Pemantuan terhadap kondisi batuan yang telah terbuka meliputi antara lain : tingkat kejenuhan batuan, adanya bidang lemah pada lereng, batuan menggantung dan perubahan kondisi batuan akibat terekpose lama yang menyebabkan penurunan kekuatan massa batuan.